Seperti biasa melakukan rutinitas dengan laptop kesayanganku. Rutinitas favoritku adalah ketika aku mempunyai waktu luang untuk sekedar merasakan kembali berbagai macam emosi yang sempat kita rasakan. Berdua. Emosi yang kadang bisa menciptakan seulas senyum di bibirku dan juga setetes air mata.
Aku memang bodoh, meninggalkan orang yang sudah berusaha menerima aku apa adanya. Mencoba untuk mengerti keadaan yang aku alami. Dengan keegoisanku, aku malah berpaling darimu mencari sumber kebahagiaan yang lain. Ya, aku memang jahat.
Aku bodoh baru menyadari seberapa besar pengorbanan yang kamu berikan kepadaku. Kebiasaan-kebiasaan sederhana yang justru mengundang kebahagiaan datang menyelimuti hubungan kita. Aku ingin mengulangi itu lagi. Tapi aku sadar semua telah terlambat, ya semua telah terlambat.
Aku sudah meninggalkan luka di hatimu. Dengan keegoisanku, aku hanya memikirkan diriku sendiri. Aku melupakan segalanya. Dan saat aku terbangun dari mimpi, aku sudah kehilangan perasaan dan tatapan mata penuh kasih sayang yang kamu berikan kepadaku.
Aku selalu mengingat pesan yang selalu kamu berikan kepadaku, ya aku selalu ingat. Dan hari ini setelah sekian lama, aku membuka pesan lama yang terselip di antara sekian banyak kenangan kita. Dan pada detik ini juga saat aku menuliskan ini, tetesan air mata penyesalan itu tidak akan berhenti.
Maafkan aku yang sudah meninggalkanmu, maafkan aku yang hanya memikirkan keegoisanku, maafkan aku yang sudah terlambat berubah, maafkan aku yang sudah menyakitimu, maafkan aku yang sudah menjadi bebanmu.
Biarkan pesan lama ini terselip menjadi bagian penyesalan seumur hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar